Let's get lost in Thailand bagian 1

781
Sawasdee... ^^

Sebenarnya kalau aku ditawarin liburan ke Thailand, aku pasti mikir sampai 1000 kali. Biasalah karakter parnoan, soalnya kalau aku dengar di Thailand ada kendala bahasa, scam city (yang kalau dipikir-pikir di Indonesia juga sebenarnya ada banyak kejadian 'dikerjain' kalau lagi traveling), dan.... sebenarnya karena itu aja sih. hehehe.... Tapi berhubung suami saat itu sedang mengikuti suatu pelatihan, Yaitu ASIAWORKS tingkat akhir lah, karena aku nggak hapal ada tingkat apa aja, suami diharusnya memberikan aku (yaitu istrinya), sesuatu yang dapat memperkuat tali cinta kita (ajieeee!). Jadilah suami menuliskan target kalau dia akan mengajak aku jalan-jalan ke Thailand (padahal kalau minta pendapat aku maunya ke Jepang atau Korea aja). Tapi terima aja deh! Siapa juga sih yang ga mau diajakin traveling? Ini suami yang ngajak lagi, karena biasanya aku yang ngotot ngajak jalan.

Jadi, kami membeli tiket pesawatnya kira-kira bulan Juli 2015, untuk penerbangan februari 2016. Sooo... tiket yang kami dapat tentu saja dengan harga yang lumayan murah. Berikut detailnya.



  • Jakarta - Phuket via Singapura dengan TIGERAIR total berdua kurang lebih 2 juta. (sebenarnya 1,9 sekian-sekian)
  • Phuket - Bangkok dengan AIRASIA total berdua kurang lebih 500 ribu.
  • Bangkok - Jakarta dengan AIRASIA total berdua kurang lebih 2 juta. (sebenarnya 2 juta kurang, kalau ga salah 1,5 jutaan deh! ah lupa!)
So, kalau dihitung, total tiket pesawat untuk BERDUA hanya menghabiskan 4 jutaan PP. Murah kan? (Udah, bilang aja murah, biar saya nggak nyesel dan kepikiran gitu!)

Untuk booking hotel, saya baru melakukannya ketika sudah memasuki bulan Oktober. Seperti yang kita ketahui, booking hotel di jauh-jauh hari pasti masih harga promo. Setelah sibuk mikir-mikir, memutuskan hotel mana yang pas, akhirnya keputusan jatuh pada PL House Patong, dengan harga semalam sekitar 290 ribuan. Untuk dua malam jadi sekitar 600 ribuan. Tapi kalau ga salah, berhubung booking melalui agoda.com total pembelian itu sekitar 700 ribuan. Berhubung kita pasti keluar seharian, makanya cari hotelnya yang murah aja. Tapi nggak mau yang hostel dengan kamar mandi ramai-ramai juga, soalnya kan saya berjilbab, nggak bebas aja jadinya. 

Dan kemudian untuk hotel di Bangkok, saya memutuskan untuk booking di Baiyoke Boutique Hotel, Pratunam. Pertimbangannya karena hotelnya dekat dengan Airport Rail Link (dimana ternyata sama sekali tidak kami gunakan), dan satu grup dengan Baiyoke Sky Hotel (yang digadang-gadang sebagai gedung tertinggi di Bangkok). Tentu sekali lagi, berhubung kami akan meninggalkan kamar hotel seharian, kami mencari yang semalamnya hanya 300 ribuan. Total untuk 2 malam pun sekitar 700ribuan.

Total untuk hotel 5 hari 4 malam sekitar 1,5 juta rupiah. Kalau digabung dengan ongkos pesawat, berarti sekitar 5,5-6 juta rupiah untuk berdua, sehingga masing-masing hanya perlu @2,5-3 juta, dan sudah dapat Phuket dengan Bangkok. Cihuy banget ya?

Okelah, tanpa perlu berlama-lama, mari kita mulai petualangan kita.

H-1
Jangan lupa print semua voucher hotel dan ticket pesawat, lipat dan simpan di dalam amplop. Dinamakan kalau perlu. Kemarin sih, saya memisahkan antara tiket pesawat dan voucher hotel. Jangan lupa untuk web check-in. Berhubung kemarin untuk Jakarta-Phuket saya transit dahulu di Singapura, jadinya tidak bisa web Check-in. Tapi untuk dua lainnya (Phuket-Bangkok, Bangkok-Jakarta) langsung saya web check in dan print boarding pass. 
Saya juga pergi ke money changer untuk tukar Rupiah ke Baht. Saran saya sih, bawalah uang sedikit berlebih, karena kalau tukar di Thailand sana, ratenya tidak bagus. Saya sendiri mengalaminya ketika sedang belanja di Bangkok tapi kehabisan baht.
Kemudian mari kita Packing. Berhubung ketika berangkat saya sengaja tidak pakai bagasi, jadilah saya dan suami berangkat dengan hanya membawa satu koper yang diijinkan masuk kabin. Oleh sebab itulah, pakaian yang harus saya bawa benar-benar harus disortir dan pasti! Mungkin ini tips yang bisa diterapkan.
  • Hitung berapa hari kita akan berada di sana, berhubungan dengan jumlah dalaman yang akan dibawa. Perlu juga bawa celana kertas, agar tidak ribet bawa-bawa dalaman basah atau kotor, sehingga bisa langsung buang.
  • Dengan mengetahui jumlah hari, kita juga bisa menghitung jumlah pakaian yang perlu dibawa, termasuk ketika berangkat. Bahkan demi memperkecil isi koper, saya sampai rela memakai pakaian yang sama sebanyak dua kali. Hahahahaha.... 
  • Sebagai gambaran, untuk 5D4N selasa-sabtu. Hari Selasa ketika berangkat memakai celana panjang hitam dan kaos biru jilbab hitam. Hari rabu ganti memakai celana lainnya dan kaos lain dengan dengan jilbab yang sama. Hari kamis memakai pakaian yang sama dengan hari Selasa tapi dengan jilbab putih. Hari jumat memakai celana rok warna hitam dengan kaos yang dipakai hari rabu, jilbab pink. Hari Sabtu memakai celana rok di hari jumat, manset hitam yang dipakai hari Selasa, vest putih yang dipakai hari rabu dan jilbab hitam. Praktis kan? Rencana ini bersifat fix dan Harus dituruti, kecuali kalau kalian belanja baju ya ^^
  • Alat mandi yang dibawa berukuran paling kecil dan tidak dimasukkan dalam satu kantong, melainkan disebar di kantong-kantong tas yang kita bawa. Tidak perlu bawa handuk karena pasti sudah disiapkan di hotel. Oh, berhubung pergi ke Phuket dan pasti main ke pantai, tentu saja harus bawa baju renang.
Maka, packing pun beres.

DAY 1 Jakarta-Phuket via Singapura

Berhubung terakhir kali kami ke Singapura, sedang ada sale akhir tahun dan suami beli jas di sana dengan harga murah, suami pun berambisi untuk belanja lagi. Oleh sebab itu, sengaja banget kami mencari tiket pesawat yang transit ke Singapura dengan jeda waktu transit lumayan lama, dalam kasus kami adalah 6 jam.
Mendapat kesempatan waktu transit itulah kami memakainya untuk jalan-jalan ke Orchard Road, dengan harapan ada sale itu. Tapi berhubung sudah bulan Februari, tentu saja sudah tidak ada lagi sale. Sedikit kecewa kami sempat luntang-lantung bingung mau kemana lagi. Saya sendiri sudah nggak mood buat jalan-jalan. Akhirnya kami mampir di Bugis dan makan di sana. Setelah itu suami masih mau ke Sentosa, tapi saya larang karena transit MRT yang lumayan ribet dan juga takut waktunya tidak pas. Oleh sebab itu, kami segera kembali ke bandara dan tiba di sana pukul 5 sore. masih 2 jam lagi menuju penerbangan berikutnya. 
Sebenarnya sudah sejak di bandara Soetta, kami sudah check in, hanya saja tiketnya masih berupa print kertas. Ketika kami ingin masuk, petugas meminta kami untuk menukarkan tiketnya dengan hard copy di loket Tiger Air, yang bentuknya memang tiket. Setelah melewati pengecekan, kami langsung mencari musholla untuk melakukan sholat dzuhur dan ashar di jamak. Masih ada waktu sekitar 1 jam sebelum boarding. Kami pun mampir ke taman-taman yang ada di sana untuk foto-foto, bahkan saya sempat tidur sebentar di salah satu taman yang memang disediakan banyak kursi panjang.



Ketika akhirnya saya tiba di Phuket, waktu sudah menunjukkan pukul delapan lewat sedikit. Berhubung ketika keluar (walaupun kami tidak ada bagasi), kami sempat ditawarkan bermacam-macam paket wisata, salah satunya paket tur Phi phi Island. Jadilah akhirnya kami baru keluar sekitar pukul 9. Seperti yang sudah saya baca di banyak blog yang membahas wisata Phuket, saya mendapat info kalau cara terbaik menuju Patong dan Phuket Town adalah dengan memakai minibus. Ongkos bandara-Patong dengan minibus sampai depan hotel adalah 180 baht. Kalau Phuket Town lebih murah, 150 baht. Kalau naik taksi bedanya jauh banget yaitu 800 baht. Maka naik minibus merupakan pilihan terbaik. Loket minibus pun ada banyak, jadi jangan takut kebingungan, pasti kelihatan kok!

Tapi kalau naik minibus, siap-siap aja di tengah perjalanan kalian dimampirkan ke sebuah travel biro yang menawarkan banyak paket tur. Kalian tidak harus beli kok, tinggal langsung menolaknya saja dengan halus. Jadi mungkin waktu kalian akan mulur sekitar 15 menit di sana. Alhasil ketika sampai di Patong, waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh malam lewat sekian (saya lupa, karena sudah lelaaaaah sekali). Hotelnya agak masuk ke dalam, sekitar 20 m, tidak begitu jauh dari jalan raya utama. Begitu check in hotel, dimana tidak ada kendala sama sekali, kami langsung cari makan malam. Berhubung saya memiliki suami yang tidak bisa menahan lapar, alias kalau lapar pasti marah-marah, kami pun asal makan saja di restoran india halal tepat di samping hotel, yang harga makanannya luar biasa sekali. Total kami makan malam itu sekitar 600 baht atau sekitar 240ribu. Mahal banget kan?? Jajan di Jakarta aja nggak bakalan semahal itu deh! Nasiiiib... tapi ya sudahlah alhamdulillah, yang penting kenyang, lagian duit masih banyak (belom tahu aja kalau ternyata bakalan kekurangan pas udah sampai Bangkok, hiks!) Padahal kalau mau berkorban sedikit, di depan-depan situ di pinggir jalan raya banyak buangeettt tukang jajanan.

Setelah perut kenyang, kami sudah tidak sanggup kemana-mana lagi. Tapi suami ternyata berubah pikiran dan dia ingin sekali mengambil tur ke Phiphi island. Jadilah sekitar tengah malam, dia turun lagi ke bawah, menemui resepsionis untuk booking paket tur untuk esok jam 7 pagi.

Ya ampun, badan masih pegel-pegel, harus bangun pagi lagi. Okelah, dijabanin! Nggak mau rugi juga! Hanya saja, dari pengalaman seharian ini, walaupun terdengar keren ya, Sarapan di Jakarta, Makan siang di Singapura, Makan malam di Phuket, tapi pada kenyataannya, nggak lagi-lagi deeeeh! Aku juga nggak lagi-lagi deh, kalau traveling ke mana gitu, ambil transit dengan jeda waktu kelamaan, malah kalau bisa direct aja. Selain capek luar biasa, ternyata waktu yang seharusnya bisa dipakai untuk keliling Phuket, malah terbuang nggak karuan. Hiks! Pengalaman deh!

So, sekian untuk hari pertama. Bersambung ke Let's get Lost Thailand bagian 2 ya! ^^





Komentar

Posting Komentar

Hallooo, senang banget kalian sudah mampir dan memberikan komentar di sini ^^

Popular

Keseruan Pertama Kali Bermain Ski di South Korea

Cruise to Alaska

1st Flight Kuala Lumpur part 2